
Penulis : Solikhin Abu Izzudin
Cetakan : III, Mei 2006
Halaman : 300 hlm
Penerbit : Pro-U Media
Badai kegagalan memporak-porandakan cita-cita yang telah dibangun bak istana yang megah. Hanya dalam sejenak pupus sudah harapan untuk meraih kesuksesan. Ini tidak dapat diterima begitu saja. Butuh waktu untuk melupakan keterpurukan. Banyak hal yang menjadikan kita terpuruk seperti potensi yang dimiliki kurang memuaskan bahkan mendapat hujatan dari teman-teman. Minder dengan teman-teman yang tampil lebih smart. Memang setiap kita memiliki potensi yang berbeda-beda. Mungkin saya, Anda, termasuk orang yang memiliki potensi yang rendah atau mungkin memiliki potensi yang melebihi relasi. Ya, memang benar terkadang potensi diri membuat kita menjadi kerdil di depan mata kolega. Tak pelak juga potensi diri menjadi stagnasi untuk meraih cita-cita. Bahkan rasa putus asa telah menjadi pengendali untuk terus menangisi masa lalu. Potensi diri yang rendah jangan membuat Anda lelah untuk terus berjuang. Karena potensi diri Anda yang rendah bisa meroket bila Anda terus berusaha keras. Keiingin yang kuat dan usaha keras tentunya akan membuahkan hasil yang maksimal.
Apa Anda percaya, seorang wanita yang tunanetra, bisu lagi tuli mampu meraih gelar doktor? Dan sudah berkeliling dunia untuk memberikan ceramahnya. Mungkin Anda terperanjat mendengarnya, tapi itulah Hellen Killer (baca: hal 31). Walaupun fisik yang miskin tapi hatinya yang kaya tak menghalangi Hellen untuk terus belajar dengan apa yang masih ada pada tubuhnya, hingga ia mampu menamatkan pendidikannya. Tentu Hellen memiliki kiat. Dan bagaimana pula dengan sopir Albert Einstein, kepintarannya dalam melakukan penyamaran yang telah membantu Albert Einstein dalam seminarnya. Bagaimana ini bisa terjadi?
Tidak semua orang yang sukses take off dari kemulusan hidup, akan tetapi banyak dari mereka yang berangkat dari kegagalan. Ada kalanya menjadi seorang yang sukses harus berangkat dari nol. Perlu adanya tatanan visi dan misi yang akan menunjang kita untuk menggapai semua harapan dan impian. Rasa syukur kepada Tuhan perlu ditingkatkan. Dan tak kalah hebatnya, jika kita mampu berpacu dengan waktu yang tak akan pernah kembali dan dipercepat sedetik pun. Tak ada waktu untuk menangisi masa lalu yang telah pergi jauh. Inilah yang disampaikan oleh Solikhin Abu Izzudin lewat bukunya "Zero to Hero". Buku yang membantu untuk membangunkan semangat, potensi yang telah lama tidur. Zero to Hero juga dibumbui dengan kisah para pengikut Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil menuai kesuksesan. Tidak monoton dengan kisah orang keturunan Arab Solikhin Abu Izzudin juga memaparkan kisah orang-orang sukses yang mungkin tidak populer menurut hemat Anda. Ayat suci Al-Qur'an dan Hadits nabi turut menjadi kekuatan dalam buku ini. Sebaiknya Anda yang tengah dirundung kegagalan dan Anda yang hampir jatuh kejurang stress untuk tidak melewatkan buu Zero to Hero ini. Karya Solikhin Abu Izzudin merupakan salah satu mediator yang konten akan nilai psikologis yang membangkitkan kembali semangat juang untuk meraih prestasi.
Tak terasa saja kalau kiat yang dipaparkan dalam buku ini menjadi mentor yang membangkitkan semangat kerja keras yang telah lama terkubur. Gaya bahasa yang tidak berbelit-belit dan mudah untuk dipahami. Zero to Hero bisa menjadi teman baik buat remaja yang tengah dilanda kecewa, tidak ada semangat lagi. Tidak ada kata terlambat untuk kembali menata visi dan misi. Tidak ada lagi waktu untuk menangisi masa lalu selain kembali menjadi hero sejati. Lejitkan kembali prestasimu. [] Rahmadanil, SMA Semen Padang. Diterbitkan di P'Mails (Suplemen Padang Ekspres) Edisi 66 Tahun II Pada tanggal 17 Desember 2006.
0 komentar:
Posting Komentar