
Penyamaran ini dilakukan oleh Brenthia Hexaselena dalam bentuk laba-laba pelompat. Sehingga ketika kupu-kupu malam ini hendak take off sayapnya yang bersisik mengkilap ia terlihat seperti membentuknya membentuk postur laba-laba pelompat. Fenomena ini lebih jelas sekali ketika ia akan terbang mengangkat sayap depannya dengan sudut tertentu dan ketika landing di tanah, daun maupun di pepohanan.
Tidak saja sukses dengan manipulasi bentuk seperti laba-laba pelompat, ngengat yang hidup di hutan tropis ini juga memiliki perilaku dinilai sangat mirip dengan laba-laba pelompat. Kenyataan ini diungkapkan oleh Jadranka Rota, mahasiswa biologi di Universitas Connecticut, AS, saat ia melihat hewan yang aktif di malam hari ini melakukan hal yang demikian. “Hal tersebut umumnya menyelamatkan hidupnya,” ujar Rota dalam jurnal online terbuka Public Library of Science (PLoS) ONE.
Keuntungan yang diraih oleh Brenthia hexaselena ini adalah ia dapat terbang dan melompat meskipun predatornya bersiap akan memangsa, karena dilihat dari dekat persis sama dengan laba-laba pelompat.
Untuk membuktikan bahwa ngengat ini benar-benar mimikri. Rota melakukan eksperimen pada laba-laba pelompat. Ia menghadapkan laba-laba pelompat pada dua jenis ngengat yaitu tiruan ngengat Brenthia Hexaselena yang tengah menirukan bentuk laba-laba pelompat dan ngengat yang biasa. Alhasil laba-laba pelompat terlebih dahulu memangsa ngengat yang biasa dari pada Brenthia Hexaselena. Melihat kenyataan yang terjadi Brenthia Hexaselena para peneliti berkesimpulan bahwa laba-laba pelompat berperan penting dalam mendorong seleksi dengan membentuk evolusi serangga tersebut. (National Geographic, Rahmadanil/ SMA Semen Padang)Terbit di P'mails Edisi 75, Tahun II, 25 Februari - 3 Maret 2007.
0 komentar:
Posting Komentar